B.HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah golongan senyawa
karbon yang paling sederhana. Hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C)
dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan
suatu kelompok senyawa yang besar. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 9)
1. Penggolongan Hidrokarbon
a. Berdasarkan struktur molekul
Penggolongan
hidrokarbon berdasarkan struktur molekulnya dapat berupa rantai karbon terbuka
(rantai alifatik) dan rantai karbon tertutup (alisiklik dan aromatik).
1. Senyawa hidrokarbon alifatik
Senyawa karbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan struktur rantai karbon
terbuka. Senyawa yang termasuk hidrokarbon alifatik yaitu,
2. Senyawa hidrokarbon alisiklik
Senyawa hidrokarbon alisiklik merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh senyawa hidrokarbon alisiklik yaitu:
3. Senyawa hidrokarbon aromatik
b. Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbonnya
Berdasarkan
jenis ikatan antaratomnya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh dan tak jenuh. Jika
semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal (-C-C-), senyawa
hidrokarbon tersebut digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh, jika terdapat ikatan rangkap dua (-C=C-) atau ikatan rangkap
tiga (-C≡C-) , senyawa hidrokarbon tersebut
disebut hidrokarbon tak jenuh. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 9)
2. Alkana
Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antara atom C hanya berupa ikatan tunggal). Senyawa alkana bersifat kurang reaktif dibandingkan alkena dan alkuna (tahukah anda, mengapa demikian?). oleh karena itu, senyawa alkana dikenal juga dengan nama parafin. Parafin berasal dari bahasa latin parum afinis yang berarti daya gabung kecil. (N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 17)
a. Rumus umum alkana
Tabel 1.2 tiga suku pertama alkana
Perhatikan rumus molekul metana, etana, dan propana pada tabel 1.3. ternyata rumus molekul dari dua senyawa yang berturutan berbeda sebesar CH2, bukan?
Selain itu, perbandingan jumlah atom C dengan atom H dalam alkana selalu sama dengan
n : (2n + 2). Oleh karena itu, alkana dapat dinyatakan dengan suatu rumus umum berikut : (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 10)
Tabel 1.2 tiga suku pertama alkana
Kita dapat menggolongkan hidrokarbon ke dalam deret, berdasarkan struktur khas molekul dalam setiap deret. Empat deret yang paling mendasar dikenal sebagai (1) deret alkana, (2) deret alkena, (3) deret alkuna, dan (4) deret aromatik. Terdapat banyak subbagian dari setiap deret, dan dimungkinkan mempunyai molekul yang dapat digolongkan ke dalam lebih dari satu deret. (David E. Goldberg, 2008: 212)
b. Deret homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang bermiripan disebut satu homolog ( deret sepancaran ). Alkana merupakan suatu homolog. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 11)
Tabel 1.3 rumus molekul dan nama alkana dengan jumlah atom C-1 sampai C-10
c. Tata nama alkana
Kimiawan organik zaman dahulu sering menetapkan nama berkait denga nasal atau sifat senyawa baru. Beberapa nama ini masih sering digunakan. Asam sitrat dijumpai dalam buah sitrun; asam urat ada dalam urin; asam format dijumpai dalam semut (dari kata latin untuk semut, formica); dan morfin menginduksi tidur (dari morppheus, dewa tidur Yunani kuno). (Petrucci, 2007: 291-292)
Jumlah senyawa karbon sangatlah banyak sehingga penamaan senyawa karbon memerlukan sistem tertentu dan hal ini telah di atur oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International union of Pure and Applied Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan IUPAC disebut nama sistematis atau nama IUPAC. Nama yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau nama yang digunakan dalam dunia perdagangan, tetap digunakan dan disebut nama biasa atau nama trivial. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 12)
Dalam penamaan IUPAC, nama senyawa hidrokarbon harus mengandung tiga bagian pokok, yaitu awal, tengah dan akhir.
1. Senyawa hidrokarbon alifatik
Senyawa karbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan struktur rantai karbon
terbuka. Senyawa yang termasuk hidrokarbon alifatik yaitu,
2. Senyawa hidrokarbon alisiklik
Senyawa hidrokarbon alisiklik merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh senyawa hidrokarbon alisiklik yaitu:
3. Senyawa hidrokarbon aromatik
Senyawa
hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling.
(N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 15). Contoh senyawa aromatik yaitu benzena:
b. Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbonnya
Gambar
1.5 contoh hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
2. Alkana
Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antara atom C hanya berupa ikatan tunggal). Senyawa alkana bersifat kurang reaktif dibandingkan alkena dan alkuna (tahukah anda, mengapa demikian?). oleh karena itu, senyawa alkana dikenal juga dengan nama parafin. Parafin berasal dari bahasa latin parum afinis yang berarti daya gabung kecil. (N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 17)
Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n=1) adalah metana CH4, yang
merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam
air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dari rawa, metana dikenal juga
sebagai “gas rawa”. Sumber metana yang agak mustahil tetapi telah terbukti
adalah rayap. Ketika serangga rakus ini memakan kayu, mikroorganisme yang
terdapat dalam sistem pencernaanya memecah selulosa (komponen utama dari kayu)
menjadi metana, karbon dioksida, dan senyawa-senyawa lainnya. Diperkirakan 170
juta ton metana diproduksi setiap tahun oleh rayap! Metana juga diproduksi
dalam beberapa proses pengolahan limbah. Secara komersial metana diperoleh dari
gas alam. (Raymond Chang, 2004: 332-333)
a. Rumus umum alkana
Tabel 1.2 tiga suku pertama alkana
Perhatikan rumus molekul metana, etana, dan propana pada tabel 1.3. ternyata rumus molekul dari dua senyawa yang berturutan berbeda sebesar CH2, bukan?
Selain itu, perbandingan jumlah atom C dengan atom H dalam alkana selalu sama dengan
n : (2n + 2). Oleh karena itu, alkana dapat dinyatakan dengan suatu rumus umum berikut : (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 10)
Tabel 1.2 tiga suku pertama alkana
Kita dapat menggolongkan hidrokarbon ke dalam deret, berdasarkan struktur khas molekul dalam setiap deret. Empat deret yang paling mendasar dikenal sebagai (1) deret alkana, (2) deret alkena, (3) deret alkuna, dan (4) deret aromatik. Terdapat banyak subbagian dari setiap deret, dan dimungkinkan mempunyai molekul yang dapat digolongkan ke dalam lebih dari satu deret. (David E. Goldberg, 2008: 212)
b. Deret homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang bermiripan disebut satu homolog ( deret sepancaran ). Alkana merupakan suatu homolog. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 11)
Tabel 1.3 rumus molekul dan nama alkana dengan jumlah atom C-1 sampai C-10
Jumlah Atom C
|
Rumus Molekul
|
Rumus
Baris
|
Nama
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
CH4
C2H4
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
|
CH4
CH3
CH3
CH3
CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2
CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2
CH2 CH3
CH3
CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2
CH2 CH2 CH3
|
Metana
Etana
Propane
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
|
c. Tata nama alkana
Kimiawan organik zaman dahulu sering menetapkan nama berkait denga nasal atau sifat senyawa baru. Beberapa nama ini masih sering digunakan. Asam sitrat dijumpai dalam buah sitrun; asam urat ada dalam urin; asam format dijumpai dalam semut (dari kata latin untuk semut, formica); dan morfin menginduksi tidur (dari morppheus, dewa tidur Yunani kuno). (Petrucci, 2007: 291-292)
Jumlah senyawa karbon sangatlah banyak sehingga penamaan senyawa karbon memerlukan sistem tertentu dan hal ini telah di atur oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International union of Pure and Applied Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan IUPAC disebut nama sistematis atau nama IUPAC. Nama yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau nama yang digunakan dalam dunia perdagangan, tetap digunakan dan disebut nama biasa atau nama trivial. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 12)
Dalam penamaan IUPAC, nama senyawa hidrokarbon harus mengandung tiga bagian pokok, yaitu awal, tengah dan akhir.
1)
Tata
nama alkana menurut aturan IUPAC
Cara
memberikan nama alkana berdasarkan aturan IUPAC sebagai berikut:
a)
Tentukan
rantai karbon terpanjang (rantai utama ).
- Untuk rantai karbon yang lurus penamaan sesuai dengan jumlah atom C yang dimiliki dan diberi awalan n (n=normal)
n-okatana
- Rantai utama adalah rantai terpanjang tetapi tidak mesti rantai lurus
- Pada struktur tersebut, yang diberi tanda merupakan rantai C terpanjang atau rantai utama.
Kesimpulan "Ketiga struktur tersebut menyatakan suatu rantai C terpanjang atau rantai utama dengan cara penyusunan yang berbeda."
b)
Tentukan
cabang-cabang alkil.
Gugus
alkil adalah alkana yang kehilangan satu atom H-nya. Rumus umum gugus alkil :
Jika suatu alkana kehilangan satu atom H maka tinggallah suatu gugus yang disebut gugus alkil (biasa ditulis –R). Penamaan gugus alkil sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran -ana diganti dengan akhiran -il. (alkana
menjadi alkil). (Sentot Budi Rahardjo, 2014: 37)
Tabel
1.4 beberapa contoh gugus alkil dari senyawa alkananya
Alkana
|
Nama
|
Gugus alkil
|
Nama
|
CH4
|
Metana
|
CH3-
|
Metil
|
C2H6
|
Etana
|
C2H5-
|
Etil
|
C4H10
|
Butana
|
C4H9-
|
Butil
|
C6H14
|
Heksana
|
C6H13-
|
Heksil
|
C7H16
|
Heptana
|
C7H15-
|
Heptil
|
C8H18
|
Oktana
|
C8H17-
|
Oktil
|
C10H22
|
Dekana
|
C10H21-
|
Dekil
|
c) Penomoran
dimulai dari atom C yang terletak paling dekat ke atom C yang mengikat gugus
cabang.
Gugus
metil dan gugus etil memiliki posisi yang sama dari kedua ujung. Penomoran
rantai C dilakukan dengan cara memberi nomor lebih kecil untuk atom C yang
mengikat gugus alkil dengan atom C lebih banyak.
d)
Jika
terdapat lebih dari satu rantai cabang tersebut diberi awalan sebagai berikut :
2
= di– 7 = hepta –
3
= tri– 8
= okta –
4
= tetra – 9 = nona –
5
= penta – 10 = deka –
6 = heksa –
6 = heksa –
e)
Penulisan
urutan gugus alkil berdasarkan abjad. Jika terdapat dua gugus alkil, metil (m) dan etil (e), urutan penulisannya adalah etil (e), kemudian metil
(m). Jika terdapat tiga gugus alkil, seperti dipropil (p) dan etil (e),
urutan penulisannya etil (e),
kemudian dipropil (p) (awalan
seperti di – tidak diperhitungkan).
Jika gugus alkil dari struktur tersebut diuraikan menjadi bentuk panjangnya, akan diperoleh struktur berikut:
2)
Tata
nama alkana yang bersifat umum (nama trivial atau nama lazim)
Selain
menggunakan nama IUPAC, senyawa karbon juga dapat diberi nama dengan
menggunakan nama trivial atau nama lazim.
a) Untuk
rantai karbon yang lurus dan tidak memiliki cabang, diberi awalan normal atau
disingkat n-.
CH3 – CH2
– CH2 – CH3 CH3
– CH2 – CH2 – CH2 – CH3
Normal butana atau
n-butana n-pentana
b) Jika pada ujung rantai karbon terdapat
cabang metil sehingga membentuk posisi siku, diberi awalan iso-.
c) Pada struktur molekul berikut ini,
berlaku pemberiaan awalan neo-.
d) Nama umum gugus alkil. (N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 20-23)
3. Alkena
Senyawa alkena adalah
hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap -C=C-. Senyawa yang
mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena,
senyawa yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 18)
a) Rumus umum alkena
Berdasarkan rumus
molekul etena, propena, dan butena : C2H4, C3H6,
C4H8, dapat disimpulkan rumus umum alkena adalah sebagai
berikut :
` Jika
dibandingkan dengan rumus umum alkana, yaitu CnH2n+2,
alkena mengandung lebih sedikit atom hidrogen (H). Oleh karena itu, alkena
disebut tidak jenuh. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 18)
b) Tata nama alkena
Cara penamaan senyawa alkena sama dengan senyawa
alkana, tetapi pada senyaa ada aturan berikut
a. Rantai karbon
terpanjang (rantai utama) harus melalui ikatan rangkap dua. Senyawa alkena
diberi nama sesuai dengan jumlah atom C terpanjang dan diberi akhiran -ena.
b. Penomoran untuk atom C
nomor satu dilakukan dengan cara menempatkan ikatan rangkap pada nomor
terkecil. (N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 24)
4. Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh
dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga -C≡C-. Senyawa yang mempunyai 2
ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna,
sedangkan senyawa yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dua dan 1 ikatan
karbon-karbon rangkap tiga disebut alkenuna.
(Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 21)
a) Rumus umum alkuna
Berdasarkan rumus molekul beberapa alkuna dapat
disimpulkan rumus umum alkuna adalah :
Alkuna mengikat 4 atom H lebih sedikit
dibandingkan dengan alkana yang sesuai.oleh karena itu, alkuna lebih tidak
jenuh dari pada alkena. (Aas Saidah dan Michael Purba, 2014: 21)
b) Tata nama alkuna
Cara penomoran atom C pada senyawa alkuna seperti
penomoran pada senyawa alkena, tetapi akhiran -ena diganti dengan -una. Perhatikan
contoh berikut :
Etuna atau juga dikenal dengan nama asetilena
merupakan senyawa alkuna yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gas
etuna atau gas asetilena diperoleh dari hasil reaksi batu karbida dan air
sehingga disebut juga sebagai gas karbida. Di beberapa daerah, terutama
dipedesaan, karbida digunakan untuk mematangkan buah-buahan, seperti pisang dan
mangga. (N Sutresna dan Astri Putri Perdana, 2014: 26)
Amati video berikut ini !!!
Amati video berikut ini !!!
0 komentar:
Posting Komentar
masukan komentar anda